Sabtu, 04 Februari 2012

Analisis Cerita rakyat papua: "Mamle"


Ketika kecil, Mamle adalah seorang anak yang rajin. Dia selalu membantu ibunya mencari kayu di hutan dan membuka ladang baru. Saat ibunya menyiangi rumpul, Mamle menebangi pohon dengan kapaknya. Ibunya sering kali merasa risau melihat Mamle yang begitu berani memanjat hingga pucuk-pucuk pohon. Akan tetapi Mamle selalu menenangkan hati ibunya bahwa dirinya akan baik-baik saja. Mamle memang seorang anak yang pemberani dan suka menolong.
Setelah dewasa, Mamle membangun rumah pesta tari. Dia lalu mengundang orang dari berbagai daerah untuk mengadakan pesta. Banyak tamu yang hadir. Diantara para tamu yang hadir ada dua orang wanita dari suku Sandrafe. Mereka adalah saudara perempuan Mamle. Kedua wanita itu menaruh hati kepada Mamle. Namun, tetua kampung melarang Mamle untuk menikahi salah satu dari kedua wanita tersebut. Mamle tidak begitu memperdulikan perkataan tetua kampung sebab diapun memang tidak menaruh hati pada kedua wanita tersebut.
Akan tetapi ketika pesta usai tiba-tiba saja para pemuda yang ada di pesta itu beramai-ramai memukuli Mamle. Karena Mamle merasa dirinya tidak bersalah dia lalu berlari ke hutan. Para pemuda tersebut tetap mengejar Mamle dan ingin membunuhnya. Mamle masuk ke dalam hutan dan menggunakan kecerdasannya untuk mengelabui para pemuda tersebut.
Mamle lalu memanjat sebatang pohon nira dan menoreh getahnya. Kemudian Mamle mengambil air nira yang mengalir dari pohon tersebut hingga bambu tempat menyimpan nira menjadi penuh. Setelah penuh Mamle lalu melanjutkan mencari nira yang lain dan memasukkannya ke dalam bambu. Setelah semua bambu penuh Mamle dengan tenang menunggu pemuda-pemuda itu didalam hutan.
Setelah bertemu dengan pemuda-pemuda yang ingin membunuhnya Mamle mendatangi mereka dan memberikan bambu yang berisi nira tersebut. Para pemuda itu lalu diberi air nira untuk diminum. Mereka tidak mengetahui apa yang ada didalam bambu tersebut. Karena merasa haus mereka segera meminumnya hingga habis. Air nira tersebut membuat mereka menjadi mabuk. Kesempatan ini digunakan Mamle untuk melarikan diri. Para pemuda yang mabuk itu tidak mengetahui sebab dalam keadaan mabuk. Setelah mereka sadar Mamle sudah tidak ada lagi di hutan itu. Kecerdasan Mamle telah berhasil mengelabui mereka dan menyelamatkan dirinya.

            UNSUR INTRINSTIK
1.      Tema                    : Kecerdikan
2.      Penohohan          :  - Mamle                    : Peran Utama/Protagonis
   - Ibu Mamle              : Peran Pembantu/Protagonis
   - Para Pemuda          : Antagonis
            3. Konflik                   : Konflik Eksternal (Mamle dengan para pemuda)
            4. Plot/Alur                :
                Pengenalan Tokoh :
Ketika kecil, Mamle adalah seorang anak yang rajin, dia selalu membantu ibunya. Selain itu, Mamle juga anak yang pemberani dan suka menolong.
                Muncul Masalah :
Ketika tiba-tiba saja para pemuda yang ada di pesta beramai-ramai memukuli Mamle tanpa sebab.
                Klimaks :
Mamle mendatangi para pemuda dan memberikan bambu yang berisi nira tersebut untuk diminum. Setelah itu, para pemuda nabuk dan tidak sadarkan diri.
                Anti Klimaks :
Ketika para pemuda mabuk dan tak sadarkan diri, Mamle pun segera melarikan diri. Akhirnya Mamle pun selamat.
            5. Sudut Pandang      : Menggunakan sudut pandang orang ketiga.
            6. Setting                    : - Tempat        : Hutan dan tempat pesta.
                                                 - Waktu          : Malam hari, seusai pesta.
                                                 - Suasana        : Mencekam
7. Amanat/Pesan        : - Berani mempertahankan kebenaran walaupun terancam      bahaya
                                      - Orang yang baik hati, cerdas dan suka menolong, pasti akan mendapat balasan yang baik pula.

Nilai-Nilai yang Terkandung
1. Nilai Moral            : Sikap Mamle yang rajin, pemberani, dan suka menolong.
2. Nilai Sosial            : Sikap Mamle yang suka menolong tanpa pamrih.
3. Nilai Budaya          : Mamle yang cerdas, Menggunakan kekayaan alam(tanpa berlebihan) untuk kehidupannya.
4. Nilai Agama           : Mamle yang rajin dan suka membantu ibunya.
5. Nilai Estetika         : Keunikan dari kecerdasan Mangle dengan pohon nira dan menoreh getahnya.

                                    Hal Yang Menarik
Dari Alur Ceritanya : Kecerdasan Mamle yang mengambil air nira lalu memberikannya kepada para pemuda yang ingin membunuhnya. Setelah meminum air nira, para pemuda itu menjadi mabuk dan Mamle menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri.